Wednesday, January 27, 2010

PERLUKAH KITA MELIHAT ALAM GHAIB(ALAM JIN) ?


Dibawah ini sedikit info saya petik dari FORUM DISKUSI RUQYAH dari Indonesia yang sudah diterjemahkan...

Manusia sebenarnya tidak boleh melihat JIN dalam kewujudannya yang asli, kerana Allah SWT telah memperkenankan permohonan Bapa JIN(ketika mula diciptakan) agar ia dapat melihat tetapi ia sendiri tidak dapat dilihat. (JIN pula tidak boleh melihat malaikat kerana malaikat diciptakan dari cahaya di mana lebih hebat dari JIN).

Firman Allah (bermaksud): “Sesungguhnya dia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari semua tempat yang kamu tidak boleh melihat mereka.” - (Surah Al-A’raaf: 27).

Maka barang siapa yang mendakwa dia telah melihat JIN/Syaitan (dalam keadaan rupa sebenar) maka dia telah berdusta, kecuali dia memang seorang nabi. Sebab bagi para nabi melihat jin adalah suatu mukjizat (merupakan bukti kenabian).

Al-Qusyairi menyatakan, “Allah SWT sudah menetapkan (mengikut hukum alam) bahawa anak cucu Adam tidak akan dapat melihat syaitan di dunia.”

Dalam buku ‘Aqidah Islam’, Prof. Sayyid Sabiq menulis, JIN atau syaitan itu secara aslinya tidak dapat dilihat oleh mata (zahir). Tidak diketahui bagaimana bentuknya tetapi mereka mempunyai kuasa menjelma diri dalam bentuk lain, menyerupai sahabat terdekat, kekasih atau suami seorang wanita dan haiwan.

Dalam hal ini (lebih-lebih lagi untuk waktu yang lama) adalah sesuatu yang sulit dilakukan oleh JIN mahupun syaitan. Ia memerlukan kondisi-kondisi jasmaniah dan psikologi yang membantu dan terjadinya pula pada waktu-waktu tertentu sejajar dengan kebolehan jin atau syaitan itu.

JIN dan syaitan sebenarnya menderita kesakitan sewaktu menukar jasadnya ke dalam bentuk asal. Ia memerlukan masa yang lama dan proses pertukaran ini mengalami penderitaan yang teruk.

Di samping itu ia juga takut akan perkara-perkara yang boleh mengakibatkan risiko (kerana ia pun takut akan manusia) sama ada tertangkap atau mati dibunuh. Bila tertangkap dan dibaca kepadanya Ayat Kursi, nescaya akan menggeletar sehingga boleh mengalami stress berat dan akhirnya mati. Kalau tidak pun ia akan lemah-longlai dan menjadi tidak bermaya.

Sebelum kita membahas hukum belajar melihat alam ghoib,terlebih dahulu kita membahas tentang pengertian alam ghoib.Kata ghoib berasal dari bahasa Arab ghoba,yaghibu,ghoiban :artinya lawan dari tampak dan hadir.(al Mu’jam al Wasith hal.667).Adapun secara istilah, ghoib adalah:”yang tidak tampak oleh kita tetapi diceritakan oleh Allah kepada kita melalui Rasulullah.”(Tafsir Ibnu Katsir)

Jelaslah bagi kita bahwa alam ghoib adalah alam yang bukan alam zahir yang boleh yang boleh kita lihat dengan panca indera kita.Percaya kepada yang ghoib merupakan pokok dasar dari rukun iman serta menjadi sifat yang utama dan pertama bagi orang-orang yang bertaqwa,sebagaimana terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 3,yang artinya:”Orang-orang yang beriman kepada yang ghoib dan mendirikan shalat....”

Alam ghaib sangat luas bahasannya,kita beriman pada Allah,malaikat,surga,neraka,ruh, alam barzakh dan jin yang kesemuanya itu adalah ghoib.Namun sungguh disayangkan tidak sedikit di antara umat islam yang salah dalam memahami alam ghoib itu hanya dengan alam jin dan syaitan saja.Artinya kalau diantara mereka ada yang mendakwa melihat jin atau syaitan orang tersebut dikatakan telah mengetahui alam ghoib yang sesungguhnya? Tentu tidak alam ghoib sangat luas skopnya dan tidak hanya terbatas pada alam jin lalu mengatakan sudah tahu keghoiban yang hakiki..

Rasulullah,imamnya para Rasul dan manusia termulia tidaklah memiliki kemampuan melihat alam ghoib malaikat,surga,neraka,ruh, alam barzakh dan jin dangan panca inderanya kecuali diberi kekhususan oleh Allah sebagi Mukjizat yang diberikan pada Rasulullah.Seperti pada saat tertentu baliau mendapatkan wahyu dari Allah, misalnya peristiwa Israk dan Mikraj dan peristiwa-peristiwa lain seperti melihat malaikat Jibril dan menerima wahyu dari Allah melalui malaikat Jibril yang kesemuanya karena wahyu dan kekhususan yang diberikan Allah dan tidaklah atas kemahuan Rasulullah itu sendiri. Allah berfirman tentang hal ini di dalam surat Al-A’raf ayat 188:
قُل لاَّ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَآءَ اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ َلاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Katakanlah:Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.Dan sekiranya aku mengetahui hal-hal yang ghoib,tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan,dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”

Dari keseluruhan penjelasan tersebut di atas,dapat disimpulkan bahwa pengakuan orang biasa yang mampu melihat jin baik yang dia lihat atau yang menampakkan diri atau melihat alam jin walaupun mereka mengatakannya dari hasil latihan meditasi pembukaan chakra ataupun dari hasil puasa mutih,patigeni,mahupun dari hasil wirid itu semua adalah dari hasil bantuan jin itu sendiri dan sangat terbatas pula sifatnya.Yang diberikan jin itu pada manusia hanya sebatas pada alam jin itu sendiri yang bukan ghoib bagi diri mereka (jin) dan tidak mungkin sampai kealam roh dan jika ada orang yang mengaku mampu melihat alam roh, tidak lain hasil tipu daya jin itu sendiri yang menyerupa dan menyesatkan manusia.Karena sebenarnya jin bahkan Iblis tidak mengetahui hakikat roh itu sendiri apalagi masuk kealam roh dan mengetahui hakikat keghoiban yang hakiki yang kesemuanya itu hanya milik Allah semata-mata.

Seperti dalam proses penciptaan langit dan bumi dan penciptaan roh makhluk hidup.Allah Ta’ala berfirman:
مَا أَشْهَدْتُهُمْ خَلْقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلا خَلْقَ أَنْفُسِهِمْ وَمَا كُنْتُ مُتَّخِذَ الْمُضِلِّينَ عَضُدًا
”Aku tidak menghadirkan mereka (iblis dan anak cucunya) untuk menyaksikan penciptaan langit dan bumi dan tidak (pula) penciptaan diri mereka sendiri.”(Al Kahfi:51)

Allah juga berfirman didalam surat Al Isro’ ayat 85:
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلا قَلِيلا
“’Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.katakanlah:”Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku,dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit”

Banyak orang-orang yang mampu melihat tembus atau melihat makhluk halus setelah di Ruqyah ternyata ada jin diantara kedua matanya yang jin itu telah membantunya dengan menyamakan frekuensi kecepatan getaran alam jin pada kedua mata orang tersebut hingga orang tersebut memiliki kemampuan luar biasa pada matanya atau mampu juga dengan kekuatan air sihir yang diminumkan pada orang yang bersangkutan hingga ia mampu memiliki ilmu trawangan (tembus alam jin).Wallaahu a’lam...

Selain itu,kemampuan melihatnya itu sendiri terjadi karena orang tersebut telah menjalin kerjasama dengan jin baik yang ia sedari maupun dia tertipu karenanya (dikatakan dari hasil meditasi,puasa mutih,patigeni ataupun wirid-wirid) yang membantunya,yang kesemuanya itu sekali lagi hanya terbatas pada alamnya sendiri (alam jin) yang tentu bukan hal ghoib bagi dirinya (bukan alam barzakh atau roh yang merupakan hal yang ghoib bagi jin itu sendiri yang ia tidak mampu memasukinya namun dapat menipu mausia dengan mengaku dari alam roh atau roh seseorang).

Atau ada kalanya penampakan jin atau syaitan itu karena sihir yang dilakukan oleh jin yang menjelma menjadi seperti makhluk yang tinggi besar,hitam,menakutkan atau bahkan sebaliknya seperti makhluk yang bersinar terang yang sangat tampan atau cantik (yang mengaku dewa dan dewi).

Kedua ,hal ini merupakan suatu bentuk tipu daya yang dilancarkan syaitan pada manusia, atau seseorang yang mampu melihat jin atau berkomunikasi dengan mereka secara langsung karena bantuan jin itu sendiri.

Jadi kesimpulannya, tidak ada dalil sama sekali adanya tata cara untuk melihat alam ghoib iaitu melihat alam jin. Sebab sesungguhnya, hakikat sesuatu yang ghoib itu hanya ada dalam ilmu Allah. Maka manusia tidak akan pernah mampu untuk menyingkap hal-hal ghoib yang hakiki dari ilmu Allah.

Dalam bukunya (Al-Majmu’ al-Fatawa:11/309) Ibu Taimiyah menyebutkan bahwa ada ahli paranormal yang mempunyai kemampuan melihat yang ghoib memberitahu Ibnu Taimiyah.Ahli paranormal itu berkata kepadanya:”Sesungguhnya jin memperlihatkan kepadaku sesuatu yang berkilau seperti air dan kaca (Jin orang tersebut mungkin menggunakan teknologi semacam television atau radio dari alam mereka).Mereka menayangkan gambar-gambar atau berita-berita yang kami minta didalamnya.”

Jadi janganlah hairan jika kita sewaktu meditasi mampu tiba-tiba melihat alam ghoib, melihat sesuatu informasi masa lalu,rahsia-rahsia,informasi masa depan seolah-olah melihat gambar-gambar atau suara seolah-olah menonton TV.Kemampuan ini bukanlah atas kekuatan keajaiban diri kita dari hasil latihan ilmu trawangan melainkan jin itu membantu kita jika ingin melihat alam jin dengan menyamakan ferekuensi stimulus penerimaan cahaya mata dengan kosmik alam jin atau dengan menggunakan teknologi audiovisual alam jin yang mereka aplikasikan pada diri kita (hingga kita mampu melihat tembus pandang) atau dari hasil jin itu,merekam,mencari atau membuat informasi yang kita perlukan lalu mereka programkan pada “komputer” mereka melalui proses installing lalu ditayangkan pada “layar monitor” iaitu pada saraf kornea kedua mata kita.Wallaahu a’lam...


Biasanya untuk mendapatkan kemampuan melihat alam ghoib dari syaitan itu mereka harus melakukan amalan khusus seperti wirid beribu-ribu,bertapa,bersemadi,meditasi,puasa mutih,puasa patigeni,tawaf dikuburan wali,sampai dengan cara yang keji seperti mengencingi Al-Qur’an,menginjak Al-Qur’an di dalam tandas,membaca mantera-mantera berbau syirik dan kekufuran lainnya.

Di dalam surah Jin ayat 26-27 Allah menyatakan dalam firmannya:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلاَ يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا(26)إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا(27)
”(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghoib,maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu itu kecuali kepada Rasul yang diridoi-Nya,maka sesungguhnya Dia mengadakan penjagaan (malaikat) di hadapan dan dibelakangnya.”

Harus ketahui bahwa pengetahuan terhadap seluruh yang ghoib secara mutlak hanya milik Allah semata tidak ada dari kalangan malaikat,jin atau manusia yang memilikinya.Memang terkadang Allah menampakkan sebagian yang ghoib itu kepada dari kalangan hamba-hamba pilihan Allah seperti Rasul,Nabi yang merupakan mukjizat bagi mereka.

Akhir sekali,bagi para perawat, marilah kita selalu bercermin dan mengikuti jejak Rasulullah dan para sahabat serta ulama-ulama terdahulu yang berpegang teguh dengan Al-Qur’an dan sunnah-sunnah Rasul dalam melakukan rawatan Ruqyah Syar'iyah.